Hari ini terasa sangat cerah. Bisa kurasakan embun pagi menempel di jendela kamarku. Tetesan embun dan pancaran matahari seakan Membangunkanku dgn lembut. Ku tegakkan badanku di tempat tidur mungilku. Rasanya baru sebentar aku terlelap dalam mimpi. Tapi jam sudah Menunjukan pukul 5.30 walaupun kantuk masih menyelimuti tubuhku,namun kupaksakan kakiku berjalan keluar kamar. Hari ini hari selasa aku harus berangkat sekolah.
******
Kakiku mulai berjalan menyusuri koridor sekolah. Pagi ini hari begitu cerah. Bisa kurasakan awan menyelimuti sekolahku. Sepertinya Keadaan cuaca hari ini membuatku semangat. Tersadar kakiku sudah berjalan menaiki tangga. Bisa kudengar tawa temanku dari sini. Kelasku Tidak begitu jauh dari tangga,tidak sulit bagiku untuk mendengar tawa mereka. Langkahku melambat ketika memasuki kelas. Kudengar suara Sahabatku menyapa dengan santai. "Hai Yu-mi". Dia Narin. "Hai juga narin" balasku tersenyum. "Eh sini gabung sma kita" ajaknya ketika Aku melepas tas punggungku. "Oke" jawabku singkat sembari berbaur dengan teman sekelasku. Kami berbincang lama.
10 menit berlalu Bel mulai berdendang menyuruh kami memulai pelajaran hari ini.
Bel menjerit 2 kali. Pertanda pelajaranku hari ini telah usai. Seperti biasa aku bergegas merapikan buku ke dalam tas. Bergegas keluar dari kelas dan berlari menuruni tangga. Biasanya jika aku terlambat pulang mama pasti marah. Ia tipikal orang yang tidak sabaran. Jika mama telat menjemput aku agak sedikit kesal, pasalnya aku sangat lelah. Teman- teman di sekolahku benar benar aktif. Tidak bisa diam. Mereka semua ramai. Seperti kali ini, aku sudah sampai di pelataran parkir sekolahku. Namun, ternyata mama belum menjemput ku juga. Biasanya mobil hitam yang sering dikendarainya itu sudah terparkir disini. Kuputuskan untuk menunggu.
#$%^&*
“Hyung! Kau mau kemana?” “ah! Eunhyuk, bisa tidak kau bilang pada yang lain? aku ada janji. Aku belum tahu akan pulang kapan tapi aku akan segera menghubungimu secepatnya.” “tapi hyung…” “aku janji dongsaeng a” “tapi kemana? Janji apa?” “aku… aku ingin menepati janjiku pada seseorang. Seseorang yang menjadi tanggung jawabku” “hyung.. siapa dia?” “dia.. dia… ah,sudahlah kalau aku sudah menyelesaikannya aku baru akan member itahumu. Ingat selama aku pergi aku titipkan semuanya padamu. Jika ada sesuatu telfonlah” “ne hyung.” “baik,aku pergi dulu” “ne. hati-hati dijalan hyung.” Hyung nya hanya membalas tersenyum. “eunhyuk a, teukie hyung mau pergi kemana?” Tanya donghae yang tiba-tiba datang. “oh, dia ada urusan. Ayo masuk! Lihat hankyung sudah memasak untuk kita” “Ne. ayo!” jawab Donghae tersenyum.
#$%^&*
“hai Yumi! Tumben belum pulang? Kenapa, mamamu telat jemput ya?” sapa Narin ketika aku sedang duduk melamun. “Eh! Narin! Iya… mungkin…telat” jawabku ragu. “yaudah sini aku tungguin,aku bawa motor,jadi bebas pulang jam berapa aja” “eh beneran gak apa-apa?” “iya santai aja kali.” “oh yaudah makasih ya.” “sama-sama Yumi”. “……” “…” kamipun larut dalam perbincangan.
*********
Tak terasa hari semakin gelap. Entah kenapa sepertinya sekolahku tiba-tiba sepi. Aku merasakan tubuh Narin mengejang ketika angin berhembus. Kulirik jam tangan kesayanganku. “jam 4” gumamku. “Yumi, bagaimana kalau aku antar kau pulang? Sepertinya mama mu tidak menjemputmu. Yuk!” Narin menawarkan. “Emm boleh” anggukku ragu. Narin membantuku berdiri. Kutepuk –tepuk rokku yang lumayan kotor karna duduk di koridor parkiran.
#%^&**
Baru saja aku mau mengggenggam tangan Narin dan pulang, ada sesosok laki-laki menghampiri kami. Aku memperhatikannya dengan seksama. Rasanya aku mengenalnya, tapi.. siapa? Lelaki itu mengenakan celana jeans, kemeja berwarna putih, dan sepatu putih yang mengkilat. Ia menggunakan kaca mata hitam ber-frame putih. Ia mengenakan semacam cadar. Lelaki itu membetulkan posisi topi berwarna blue jeans nya yang tadinya sedikit miring.
Pertanyaan Narin membuyarkan lamunanku. “Yumi, siapa itu? Mm..mengerikan. seperti, kau tau? Mata-mata” “ah Narin ada-ada saja kau. Ia lebih mirip Michael Jackson yang sedang menghindari virus flu burung tau!” jawabku asal. “Hush! Kamu ini ngeyel…tuh liat dia bawa kertas,kayaknya dia mau nanya.” “ne. ayo kita samperin” “andwae!” “knapa?” “a..aaku takuut!” “yaudah kita tunggu aja dia nyamperin kita” “itu lebih baik Yumi.”
*****************
Leeteuk pov
Ini dia. Yumi kecilku. Cantik, sangat cantik. Andai saja umurnya sebaya denganku, pasti aku sudah memberikan seluruh hidupku padanya dipelaminan.
Senyum nya sangat manis. Yumi kecilku masih seperti yang dulu. Tapi kini dia.. sedikit lebih.. dewasa. Apa yang akan aku katakan padanya? Junsu, ingat, kau harus berpura-pura baru mengenalnya. Kalau tidak kejadian 13 tahun yang lalu akan terbongkar. Yumi kecilmu akan membencimu. Ingat itu Junsu.
author pov
“annyeong haseyo, apakah ada diantara kalian yang bernama Yumi?” Tanya eeteuk berbohong. “saya,ada apa?” jawab Yumi memberanikan diri.
“Aigoo.. cantik sekali dirimu. Kaukah Park Yu-mi?” “ne. anda, siapa?”
“hmmh. Mari ikuti saya ke mobil. Disini terlalu terbuka. Saya takut identitas saya terbongkar. Mari.”
Yumi dan narin berpandangan. Mereka sedikit ketakutan mendengarnya. eeteuk memyadari hal itu. Ia berbalik dan tersenyum .
“aku tidak akan melakukan apapun, kalau aku macam-macam kalian boleh catat nomor mobilku dan kalian bisa memotoku dan menyerahkannya pada polisi. Aku janji.” Jelas eeteuk sambil mengacungkan 2 jari nya keatas. Yumi mendesah dan menarik Narin mengikuti eeteuk. “naiklah.”
“ne. gomawo oppa.” Eeteuk tersenyum sembari duduk di kursi supir.
#$%^&*
“jadi, siapakah anda?” Tanya Yumi mecondongkan badannya ke depan.
Leeteuk membalikkan badannya menghadap 2 gadis remaja. Ia mulai membuka topi dan cadarnya. Tubuh Yumi mengejang. Leeteuk tersenyum sambil membuka kaca matanya.
“Jadi, sekarang aku tidak perlu memperkenalkan diriku kan. Bukankah seharusnya kalia mengenalku?” Tanya leeteuk dengan senyum cirri khasnya. “Leeteuk oppa” gumam Yumi sambil memandang tak percaya. “kaukah itu?” Tanya Narin. “kenapa? Ini memang diriku gadis-gadis.”
“mimpikah aku?” “tidak yumi” “lalu.. untuk apa kau kesini?” “aku? Tidak boleh ya aku berjalan-jalan mencari hiburan di Negara seribu pulau ini?” “ah,boleh.” Jawab yumi malu.
“nah Yumi,hari sudah sore aku pulang dulu ya” sela Narin. “ah ne. gomawo Narin. Aku berhutang padamu.” “ah tidak masalah. Kaukan sahabatku. Oppa, aku pulang dulu. Kalau boleh,sampaikan salamku pada Eunhyuk oppa.” “ne, eunhyuk pasti senang Narin. Akan kusampaikan salammu. Hati-hatilah dijalan” “ne,gomawo oppa.” “cheon narin” “see you tomorrow Narin” “iya, see you too Yumi.”
#$%^&*
Leeteuk mengantar Yumi pulang dengan mobil Mercedes putih yang ia sewa. Sepanjang jalan mereka berbincang dengan seru. Yumi ternyata seorang elf. Leeteuk sangat senang mendengar malikat kecilnya mengoceh tentang boyband nya itu. Sesaat keduanya terdiam.
“oppa, kenapa oppa mencariku?” “ah! Itu ya.. mmm” “kenapa oppa keliatan bingung? Dan.. sepertinya oppa hafal rumahku. Darimana oppa tau”
Leeteuk terdiam. ‘bagaimana aku bisa melupakan rumah ahjumma mu? Yang dulu sempat kuintai hanya untuk memperhatikanmu tumbuh? Lalu ahjumma mu pindah dari rumah itu untuk mengelabuiku. Ternyata sekarang kau masih tinggal disitu? Hebat sekali bibi mu itu’ geram leeteuk dalam hati.
“oppa” “ah iya Yumi?” “kenapa oppa melamun? Oppa belum menjawab pertanyaanku” “ah itu. Baiklah, dengar baik-baik. Aku mencarimu karna satu alasan Yumi” “apa itu?” yumi mengubah posisi duduknya.
“karena aku, appamu”
To be continued….