Welcome to my Blog

Welcome to my blog


hope you will like it ^_^

Please, Enjoy it!

Don't forget to click the like button and comment!

happy reading ^_-


Sabtu, 27 November 2010

Pak Mus si penjual pepaya

pak mus, seorang penjual buah Pepaya di deretan pinggir jalan Parit Haji Husin 2 ini tidak pernah menyangka bisa menjadi seorang pedagang pepaya. Selain karena latar pendidikannya yang hanya berijazah SD , beliau juga tidak punya pengalaman berdagang sebelumnya. Ia mengaku selain orang tuanya yang mempunyai bisnis batako di sungai kakap, hanya ia yang sampai saat ini berhasil berdagang. Kedua kakaknya tidak pandai dalam berdagang.
Karirnya dimulai ketika ia hanya bekerja sebagai karyawan bisnis batako bersama ayahnya. Ia mempunyai seorang teman yang berjualan pepaya. Ketika temannya sudah menemukan pekerjaan yang lebih baik, laki laki kelahiran 23 Desember 1981 ini ditawari temannya untuk meneruskan usahanya berjualan pepaya. Dengan modal untung-untungan ia menerima tawaran temannya itu. Tak disangka ia berhasil, bahkan ia mencoba berjualan es tebu. Dan ternyata usaha keduanya juga lancar tanpa hambatan.
Bapak dari 2 anak ini mengaku ia sangat bersyukur selama ini ia tidak mengalami krisis ekonomi pada keluarganya. “Saya punya istri dan 2 anak. Anak pertama saya kelas 1 SD dan 1 lagi umur 3 tahun. Tapi, Alhamdulillah selama ini gak pernah ngalamin kurang. Krisis gitu enggak. Ya, dibawa seneng aja.” Tukasnya saat saya wawancarai. Sambil tersenyum ia melontarkan dengan penghasilan kira-kira Rp. 200.000 ia tidak merasa kurang. Ia mengambil pepaya- pepaya dari Bandar. Ia berusaha memilih pepaya dengan kualitas yang baik, karena ia memikirkan konsumennya. “ya,kan kita disini jualan yang beli orangnya itu-itu aja mbak. Gak ganti-ganti. Jadi ya harus milih yang baik. Kalo gak baik ya nanti yang beli marah. “ ujarnya. Ia mengambil sekitar 80 Kg Pepaya pada bandar. ia menjual kembali seharga Rp. 5.000 /Kg. Namun, ia mengaku kendalanya adalah ketika di Bandar buahnya tidak ada, terpaksa ia tidak bisa berjualan.
Saat saya bertanya soal suka duka menjadi pedagang, ia menjawab “Sukanya ya ketika orang membeli dagangannya. Dukanya kalo gak laku ato ada buah yang cacat jadi gak bisa dijual. “ sambil nyengir. Harapan pak Mus untuk dagangannya adalah agar ia bisa memperbesar usahanya ini. Dengan begitu ia bisa menyekolahkan anaknya hingga lulus dan pintar. Lebih baik dari orang tuanya.
Begitulah perjalanan karir pak Mus. Ia yang walaupun hanya pedagang biasa tapi tetap bersyukur. Ia tidak pernah merasa kurang. Kegigihannya dalam bertahan hidup, dan konsisten pada pekerjaannya membuat ia tidak merasa susah. Kegigihannya dalam bekerja, juga kejujurannya adalah modal utamanya untuk berhasil.

Tidak ada komentar: