Yumi menangis dengan kencang. Untung saja suasana taman saat itu sepi, tidak banyak orang yang melihatnya. Ia benar-benar kecewa dengan orang yang selama ini dia anggap ibu. Tak pernah ia menyangka akan di bohongi sedalam ini. Yumi terus menangis sambil memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Ia merasakan lubang yang selama ini kosong telah melebar. Ia merasa kesepian. Selama ini ia menginginkan kasih sayang ayah. Tapi ia tidak pernah diberitahu dimana ayahnya. Ia sama sekali tidak peduli siapapun yang ada di sana. Pikirannya benar-benar kacau saat ini.
“kenapa kamu menangis?” Tanya seseorang yang tiba-tiba duduk di samping yumi dan menyodorkan sapu tangannya.
“ah?” Yumi kaget melihat orang tersebut. Ia kira hanya ia sendiri disana.
“uljima.. ini pakailah, kau terlihat berantakan. Hapuslah air matamu.” Ucapnya tersenyum sambil mengulurkan sapu tangan biru bermotif kotak yang terlipat rapi membentuk persegi.
“ah iya, trimakasih oppa.” “waeyo?” “mm?”
“apa masalahmu? Maukah menceritakannya padaku? Setidaknya kau bisa jauh lebih tenang. Eumma ku selalu melakukan itu untukku” Yumi menghela nafasnya dalam-dalam. Seketika air mata itu tak tertahankan lagi.
“eh jangan menangis lagi. Kau mau aku menghiburmu?” “tidak usah oppa, kehadiranmu disini saja sudah cukup. Oppa, kurasa aku mengenalmu.. chakkaman, jangan bilang kalo oppa itu Lee…”
“Hehehe.. iya.. waeyo? Kau mau aku bernyanyi untukmu?” “tidak usah oppa..kau disampingku saja sudah lebih dari cukup. Terima kasih sudah menghiburku” jelas Yumi seraya memeluk namja idolanya.
“eh? It’s nothing..” “gwaenchanayo oppa..” jawab Yumi tersenyum. Lelaki itupun ikut tersenyum melihat Yumi tersenyum.
@#$%^
“Yumi.. itu kan namamu?” “ De.. darimana oppa tau?” “Tas mu.. “
sungmin menunjuk tas biru muda yang terselempang di bahu Yumi. Tas itu sangat lucu dengan gambar pipa dan alat praktikum ipa yang berbentuk kartun dengan chibi anak kecil. Di sebelah kanan atas tertulis nama Lee Yumi.
“ah.. ini..” “kau tau? Tas itu lucu sekali. Pasti tas itu khusus dibuat untukmu! Orang tuamu sangat perhatian sekali padamu. Ngomong-ngomong, dimana orang tuamu? Sudah se sore ini mereka tidak mencarimu?”
“eh? Orang tua?” “de,, eumma dan appa mu?” “itu…” Yumi tidak bisa meneruskan kata-katanya. Air mata jatuh dari mata bulatnya yang indah.
“eh? Waeyo? Uljima!” namja itu panik melihat Yumi menangis lagi.
“Sudah-sudah ayo.. dimana rumahmu? Oppa akan mengantarmu pulang. Kau ingat nomor telfon eumma mu?”
Mendengar lelaki itu mengucapkan kata eumma Yumi menangis lebih keras.
“ya! Uljima Yumi-ah! Jebal..” “oppa.. jangan pernah menanyakan soal orangtuaku oppa..”
Tutur Yumi sambil mengahapus air matanya. “eh? Wae?” “aku tidak ingin mengingatnya”
“cerita lah padaku..” “anni!” “jebal..” “baiklah, tapi, berjanjilah oppa tidak akan mengantarku pulang.”
“Mwo? Waeyo?” “oppa akan tahu nanti..” “baiklah..”
“Gomawo Donghae oppa!” ucap Yumi sambil memeluk erat Donghae.
“Ne, Cheonemaneyo..” jawab Donghae sambil membalas pelukan Yumi.
Akhirnya Yumi menceritakan kekecewaannya pada orang yang ternyata ahjumma nya. Donghae mendengarkan dengan penuh perhatian, sambil merangkul pundak Yumi untuk sesekali mengusapnya. Yumi merasa sangat tenang disamping Donghae oppa. Dari situlah terjalin keakraban diantara keduanya.
#$@!#$
“oppa, knapa oppa ada di Indonesia?” Tanya Yumi sambil memakan es-krimnya di dalam mobil hitam Donghae.
“oh, itu.. aku awalnya penasaran dengan Leeteuk oppa. Baru kali ini dia pergi tanpa alasan yang jelas. Tetapi, ketika aku sampai di hotel dan berjalan sebentar, aku terpana melihat kota ini. Taman yang tadi juga bagus. Dan tiba-tiba saja aku mendengarmu menangis.” Jawabnya tersenyum.
“oh.. setidaknya sekarang oppa tau kan alasan Leeteuk oppa kesini..” “ne, untuk mencarimu”
“oppa, sebenarnya apa yang terjadi?” “mianhaeyo Yumi-ah, oppa benar-benar tidak tahu. Hyung tidak pernah sekalipun menyebut namamu. Tapi.. aku pernah melihat dompet hyung, di dalam nya ada foto ia bersama seorang anak kecil. Ketika ku Tanya hyung hanya tersenyum dan berkata ‘rahasia’ “
“yang benar saja..” jawab Yumi sambil memajukan bibir kecilnya. “ne” Donghae terkekeh.
“sudahlah cepat habiskan minum mu dan kita ke hotel. Kau boleh menginap malam ini. Biar oppa tidur di sofa. “ “eh.. jangan oppa, biar aku tidur di sofa” “tidak.. aku tidak mengizinkan” jawab Donghae tersenyum. Yumi merasa terhibur dengan kehadiran Donghae disisinya saat ini.
#$%$@
Tuut.. tuut…
“yoboseyo” “annyeong, benar ini Park Jung Soo?” “ne… waeyo?”
“ah! Ini aku, Jang Geum.. kamsa, apakah Yumi ada bersamamu?”
“mhh? Anni.. wae?” “ah! Anniyo.. aku kira ia bersamamu.. karena sejak makan siang tadi ia belum pulang juga..” “Mwo?! Jinjayo?” “Dd-De Yumi menghilang”
To be Continued…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar